Jumat, 09 Desember 2016

LAPORAN PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH





LAPORAN PRAKTIKUM
KESUBURAN TANAH





 








Oleh
SADAM HUSEN
C1M 011 136





FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2013


HALAMAN  PENGESAHAN




Mengetahui

Koordinator Praktikum
Kesuburan Tanah





Dr.Ir.I.GM.KUSNARTA,M.App.Sc
NIP.19610527 198703 1 001

      






         Asisten Praktikum                                                         Praktikan
          Kesuburan Tanah                                                         

SAFPRADA RIZMA H.A, SP                                             SADAM HUSEN 
                                                                                                NIM.C1M 011 136
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                       




KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT.Yang telah memberikan nikmat kesehatan sehingga saya bisa menyelesaikan laporan  tetap ini dan mensyukuri segala yang telah diberikan oleh-Nya.Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa cahaya kepada kita umat manusia sehingga sampai sekarang kita masih merasakan cahaya tersebut.
Dalam menyelesaikan laporan tetap ini,tentu banyak kesulitan yang dihadapi itu semua hanya sebuah proses,proses dimana kita belajar untuk menjadi lebih sabar,bertanggung jawab, lebih menghargai waktu,bekerja keras ,sehingga menjadi manusia yang lebih baik.
Akhirnya,saya ucapkan banyak terimakasih  kepada pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan laporan ini,dan harapan saya mudah-mudahan laporan ini bisa bermanfaat dan digunakan sebagaimana mestinya.


Mataram, 21 Juni 2013



                                                                                                                        Penyusun



  

DAFTAR ISI
                                                                                                                                                                                                                                                    Halaman
HALAMAN JUDUL………..........................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL.............................................................................................v
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................1
         1.1.Latar Belakang...................................................................................1
         1.2.Tujuan Praktikum............................................................................ 1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................2
         2.1.Penetapan pH Tanah........................................................................... 3
         2.2.Penetapan Bahan Organik Tanah.........................................................3
         2.3.Penetapan Unsure Hara P.................................................................... 4
         2.4.Penetapan Unsure Hara N Total...........................................................6
BAB III.METODOLOGI PRAKTIKUM............................................................8
         3.1.Waktu Dan Tempat............................................................................... 8
         3.2.Alat Dan Bahan.....................................................................................8
         3.3.Prosedur Kerja.......................................................................................9
BAB IV..HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................12
BAB V.PENUTUP...............................................................................................14
         5.1.Kesimpulan.......................................................................................... 14
         5.2.Saran......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL
                                                                                                                                   
Tabel
Teks
Halaman
    1.Hasil pengamatan kesuburan tanah pada tanah jenggik………….12






BAB I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Kesuburan tanah adalah Suatu keadaan tanah dimana tata air, udara dan unsur hara dalam keadaan cukup seimbang dan tersedia sesuai kebutuhan tanaman, baik fisik, kimia dan biologi tanah.Serta kondisi suatu tanah yg mampu menyediakan unsur hara essensial untuk tanaman tanpa efek racun dari hara yang ada. Menurut Brady, kesuburan tanah adalah kemampuan tanah untuk menyediakan unsur hara essensial dalam jumlah dan proporsi yang seimbang untuk pertumbuhan.
Tanah yang subur adalah tanah yang mempunyai profil yang dalam (kedalaman yang sangat dalam) melebihi 150 cm, strukturnya gembur remah, pH 6-6,5, mempunyai aktivitas jasad renik yang tinggi (maksimum). Kandungan unsur haranya yang tersedia bagi tanaman adalah cukup dan tidak terdapat pembatas-pembatas tanah untuk pertumbuhan tanaman.Tanah memiliki kesuburan yang berbeda-beda tergantung sejumlah faktor pembentuk tanah yang merajai di lokasi tersebut, yaitu: bahan induk, iklim, relief, organisme, atau waktu. Tanah merupakan fokus utama dalam pembahasan ilmu kesuburan tanah, sedangkan kinerja tanaman merupakan indikator utama mutu kesuburan tanah.
Kesuburan tanah merupakan mutu tanah untuk bercocok tanam, yang ditentukan oleh interaksi sejumlah sifat fisika, kimia dan biologi bagian tubuh tanah yang menjadi habitat akar-akar aktif tanaman. Ada akar yang berfungsi menyerap air dan larutan hara, dan ada yang berfungsi sebagai penjangkar tanaman. Kesuburan habitat akar dapat bersifat hakiki dari bagian tubuh tanah yang bersangkutan,atau diimbas (induced) oleh keadaan bagian lain tubuh tanah dan/atau diciptakan oleh pengaruh anasir lain dari lahan, yaitu bentuk muka lahan, iklim dan musim. Karena bukan sifat melainkan mutu maka kesuburan tanah tidak dapat diukur atau diamati, akan tetapi hanya dapat ditaksir (assessed).

1.2.Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum kesuburan tanah ini adalah untuk mengetahui pH tanah, bahan organik, P (Fospor) dan N (Nitrogen) pada tanah Jenggik.

BAB II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Kemasaman (pH) Tanah
Reaksi tanah merupakan salah satu sifat kimia dari tanah yang mencakup berbagai unsur-unsur dan senyawa-senyawa kimia yang lengkap. Reaksi tanah menunjukkan tentang keadaan atau status kimia tanah dimana status kimia tanah merupakan suatu faktor yang mempengaruhi proses-proses biologis seperti pada pertumbuhan tanaman. Reaksi atau pH yang ekstrim berarti menunjukkan keadaan kimia tanah yang dapat disebutkan proses biologis terganggu (Pairunan,dkk, 1985).
Larutan tanah adalah air tanah yang mengandung ion-ion terlarut yang merupakan hara bagi tanaman.  Konsentrasi ion-ion terlalu sangat beragam dan tergantung pada jumlah ion yang terlarut dan jumlah bahan pelarut.  Pada musim kemarau atau kering dimana air banyak yang menguap, maka konsentrasi garam akan berubah drastis yang akan mempengaruhi pertumbuhan dari suatu tanaman (Hakim,dkk, 1986).
Nilai pH tanah dipengaruhi oleh sifat misel dan macam katron yang komplit antara lain kejenuhan basa, sifat misel dan macam kation yang terserap.  Semakin kecil kejenuhan basa, maka semakin masam tanah tersebut dan pH nya semakin rendah.  Sifat misel yang berbeda dalam mendisosiasikan ion H beda walau kejenuhan basanya sama dengan koloid yang mengandung Na lebih tinggi mempunyai pH yang lebih tinggi pula pada kejenuhan basa yang sama (Pairunan,dkk, 1985).
Reaksi tanah secara umum dinyatakan dengan pH tanah. Kemasaman tanah bersumber dari asam organik dan anorganik serta H+ dan Al3+ dapat tukar pada misel tanah. Sedangkan tanah alkalis dapat bersumber dari hasil hidroksil dari ion dapat tukar atau garam-garam alkalis seperti : Belerang dan sebagainya (Hakim dkk, 1986).
pH tanah adalah logaritma dari konsentrasi ion H+ di dalam tanah, hal ini dapat dilihat pada persamaan berikut: pH = - log (H+). Dilihat dari pHnya lebih besar dari tanah mempunyai tiga sifat yaitu bersifat basa jika pHnya lebih besar dari 7 dan bersifat netral apabila pHnya antara 6-7 serta jika tanah memiliki pH di bawah 7 maka tanah akan dikatakan bersifat asam. Larutan mempunyai pH 7 disebut netral, lebih kecil dari 7 disebut masam, dan lebih besar dari 7 disebut alkalis. Reaksi tanah ini sangat menunjukkan tentang keadaan atau status kimia tanah. Status kimia tanah mempengaruhi proses-proses biologik. pH tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung berupa ion hidrogen sedangkan pengaruh tidak langsung yaitu tersedianya unsur-unsur hara tertentu dan adanya unsur beracun. Kisaran pH tanah mineral biasanya antara 3,5–10 atau lebih. Sebaliknya untuk tanah gembur, pH tanah dapat kurang dari 3,0. Alkalis dapat menunjukkan pH lebih dari 3,6.  Kebanyakan pH tanah toleran pada yang ekstrim rendah atau tinggi, asalkan tanah mempunyai persediaan hara yang cukup bagi pertumbuhan suatu tanaman (Pairunan, dkk, 1997).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah unsur-unsur yang terkandung dalam tanah, konsentrasi ion H+ dan ion OH-,  mineral tanah, air hujan dan bahan induk, bahwa bahan induk tanah mempunyai pH yang bervariasi sesuai dengan mineral penyusunnya dan asam nitrit yang secara alami merupakan komponen renik dari air hujan juga merupakan faktor yang mempengaruhi pH tanah.Selain itu bahan organik dan tekstur. Bahan organik mempengaruhi besar kecilnya daya serap tanah akan air. Semakin banyak air dalam tanah maka semakin banyak reaksi pelepasan ion H+ sehingga tanah menjadi masam. Tekstur tanah liat mempunyai koloid tanah yang dapat yang dapat melakukan kapasitas tukar kation yang tinggi. tanah yang banyak mengandung kation dapat berdisiosiasi menimbulkan reaksi masam.Sistem tanah yang dirajai oleh ion-ion H+ akan bersuasana asam. Penyebab keasaman tanah adalah ion H+ dan Al3+ yang berada dalam larutan tanah dan komplek jerapan.  Bila pH sama dengan 7 menunjukkan keadaan netral, pH kurang dari 7 itu menunjukkan keadaan asam, dan pH lebih dari 7 menunjukkan keadaan alkalis (Poerwowidodo,1991).
2.2. Bahan Organik Tanah
Bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem kompleks dan dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman dan atau binatang yang terdapat di dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk, karena dipengaruhi oleh faktor biologi, fisika, dan kimia. Bahan organik tanah adalah semua jenis senyawa organik yang terdapat di dalam tanah, termasuk serasah, fraksi bahan organik ringan, biomassa mikroorganisme, bahan organik terlarut di dalam air, dan bahan organik yang stabil atau humus. Bahan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan tanah, baik secara fisik, kimia, maupun secara biologi. Bahan organik tanah merupakan campuran antara polisakarida lignin, protein, dan bahan organik lainnya yang berasal dari batuan dan mineral (Arifin,2011).
Di dalam tanah, bahan organik selalu mengalami perombakan sebagai aktivitas dari mikroba tanah.  Proses ini dapat menghasilkan unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman serta senyawa lainnya yang semuanya itu dapat  mempengaruhi pertumbuhan tanaman.  Adapun metode penetapan bahan organik tanah ada tiga cara, yaitu metode langsung (berdasarkan hilangnya berat), metode tidak langsung, dan metode yang didasarkan pada proses reduksi oleh bahan organik. Adapun sumber-sumber bahan organik terdiri atas sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer diperoleh dari jaringan tanaman berupa akar, batang, ranting, daun, bunga, dan buah. Jaringan ini akan mengalami dekomposisi dan akan terangkut ke lapisan bawah serta diinkorporasi dengan tanah.Sumber sekunder diperoleh dari binatang (Suryani,1996).
Kandungan organik tanah biasanya diukur berdasarkan kandungan C-organik kandungan karbon (C) bahan organik bervariasi antara 45%-60% dan konversi C-organik menjadi bahan = % C-organik x 1,724. Kandungan bahan organik dipengaruhi oleh arus akumulasi bahan asli dan arus dekomposisi dan humifikasi yang sangat tergantung kondisi lingkungan (vegetasi, iklim, batuan, timbunan, dan praktik pertanian).Arus dekomposisi jauh lebih penting dari pada jumlah bahan organik yang ditambahkan. Pengukuran kandung bahan organik tanah dengan metode walkey and black ditentukan berdasarkan kandungan C-organik (Foth,1994).
Bahan organik tanah terbentuk dari jasad hidup tanah yang terdiri atas flora dan fauna, perakaran tanaman yang hidup dan yang mati, yang terdekomposisi dan mengalami modifikasi serta hasil sintesis baru yang berasal dari tanaman dan hewan. Humus merupakan  bahan organik tanah yang sudah mengalami prubahan bentuk dan bercampur dengan mineral tanah (Sutanto,2005).
2.3. Fospor (P)
Fosfor (P) merupakan unsure hara yang diperlukan dalam jumlah banyak (hara makro). Jumlah fosfor dalam tanaman lebih kecil disbanding dengan nitrogen dan kalium. Unsur fosfor merupakan komponen tiap sel hidup dan cendrung terkonsentrasi dalm biji dan titik tumbuh tanaman. Unsur p dalam fosfhat adalah (fosfor) sangat berguna bagi tumbuhan untuk merangsang pertumbuhan akar, mempercepat pembungaan, dan pemasakan biji dan buah (Darmadi, 2010). Unsur hara fosfor memegang peranan penting di dalam proses-proses fisiologi tanaman. Seperti di dalam reaksi-reaksi enzim, hidrat arang, dan pemindahan energy. Unsur fosfat terdapat pada semua jaringan hidup tanaman, terutama sekali pada jaringan muda yang masih melakukan pembelahan sel di dalam bunga dan biji (Mansur,2005).
Kebanyakn fosfor diserap dalam bentuk ion anorganik arthofosfat jumlahnya tergantung PH larutan. Pada PH 7,2  jumlahnya setara ,anorganik arthofosfat lebih banayak jika kondisi tanah alkalin. Akar juga banyak menyerap beberapa fosfat organic seperti asam nukleat, fitin (Pujianto,2008). Kandungan P dalam bahan organuk tanah 1% P organic melepaskan fosfat anorganic yang tersedia bagi tanaman. Enzim fosfat yang dihasilkan oleh berbagai mikroba melepas ion orthofosfat, P organic dalam tanah hamper 50% berupa fosfat inositol, lemak fosfat dan asam nukleat sekitar 10%, hamper 50% P organic belum dikenal dengan baik. Fosfat insitol merupakan rangkaian ester fosfat, instol hexofhosfat memiliki 6 gugus fosfat dan merupakan hasil aktivitas mikrobasisa perombakan (Rahmawati,2011).
Fungsi dari unsure fosfat dalam tanaman yaitu untuk membentuk bunga dan buah, bahan pembentuk inti sel, dan dinding sel, mendorong pertumbuhan akar muda, dan pemasakan biji pembentukan klorofil,penting untuk enzim-enzim pernapasan pembentukan klorofil, penting dalam cadangan makanan dan transfer energy, komponen asam nukleat (DNA dan RNA), mengatur energy hasil metabolism dalam tanah (Foth,1994).
Penetapan P tersedia bagi tanaman telah banyak dilakukan.  Tetapi belum ada penetapan yang dianjurkan karena untuk penetapan tersedia sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain sifat tanah, fasilitas yang dimiliki, dan tenaga.Penetapan P tanah mempuntai dua tahapan, yaitu persiapan larutan ekstraksi P dan pengujian kandungan P dalam larutan.  Pemilihan metode ini tergantung pada konsentrasi P dalam larutan, kandungan, dan konsentrasi pencampuran zat-zat dalam larutan, dan khususnya asam digunakan dalam pengujian analitik (Kuswandi,1993).
Fospor merupakan unsur hara esensial makro yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Tanaman memperoleh unsur P seluruhnya berasal dari tanah atau dari pemupukan serta hasil dekomposisi dan mineralisasi bahan organik. Jumlah P total dalam tanah cukup banyak, namun yang tersedia bagi tanaman jumlahnya rendah hanya 0,01 – 0,2 mg/kg tanah (Handayanto-dan-Hairiyah,2007).
     Fospor yang diserap tanaman tidak direduksi, melainkan berada di dalam senyawa organik dan organik dalam bentuk teroksidasi. Fospor organik banyak terdapat di dalam cairan sel sebagai komponen sistim penyangga tanaman. Dalam bentuk anorganik, P terdapat sebagai fosfolipid yang merupakan komponen membran sitoplasma dan kloroplas. Fitin merupakan simpanan fospat dalam biji, gula fospat merupakan senyawa antara dalam berbagai proses metabolisme tanaman. Nukleoprotein merupakan komponen utama DNA dan RNA inti sel. ATP, ADP dan AMP merupakan senyawa berenergi tinggi untuk metabolism-(Premono,2002).
2.4. Nitrogen (N)
Nitrogen (N) merupakan salah satu unsur hara utama dalam tanah yang sangat berperan dalam merangsang pertumbuhan dan memberi warna hijau pada daun. Kekurangan nitrogen dalam tanah menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman terganggu dan hasil tanaman menurun karena pembentukan klorofil yang sangat penting untuk proses fotosintetis terganggu. Namun, bila jumlahnya terlalu banyak akan menghambat pembungaan dan pembuahan tanaman (Hakim 1986).
Secara garis besar, nitrogen dalam tanah dibagi menjadi dua bentuk, yaitu N-organik dan N-anorganik. Bentuk Norganik meliputi asam amino atau protein, asam amino bebas, gula amino, dan bentuk kompleks lainnya, sedangkan bentuk N-anorganik meliputi NH4 +, NO2 -, NO3 -, N2O, NO, dan N2-.N-organik keberadaannya lebih banyak dibandingkan dengan N-anorganik. Untuk dapat diserap oleh tanaman, Norganik harus diubah atau didekomposisi menjadi Nanorganik (Hardjowigeno 1987; Tisdale et al. 1990).
Sumber utama nitrogen untuk tanaman adalah gas nitrogen bebas di udara yang menempati 78% dari volume atmosfir. Dalam bentuk unsur, nitrogen tidak dapat digunakan oleh tanaman, sedangkan dalam bentuk gas, agar dapat digunakan oleh tanaman harus diubah terlebih dahulu menjadi bentuk nitrat atau amonium. Nitrogen merupakan unsur hara tanah yang banyak mendapat perhatian karena jumlah nitrogen yang terdapat di dalam tanah sedikit, sedangkan yang diserap tanaman setiap musim cukup banyak. Pengaruh nitrogen terhadap pertumbuhan tanaman sangat jelas dan cepat. Oleh karena itu, unsur ini harus diawetkan dan diefisienkan penggunaannya (Harjadi,1960).
Nitrogen tersedia dalam tanah dalam bentuk ion, ion ini merupakan hasil proses transpornasi N-organik dan N- dari pupuk buatan. Transformasi N berlangsung melalui 3 tahap yaitu: (1) aminisasi, (2) amonifikasi, (3) nitrifikasi. Dari ketiga proses tersebut nitrifikasi merupakan proses yang palaing penting. Nitrifikasi hanya berlangung di dalam tanah yang beraerasi baik dan dalam nitrifikasi ini akan dilepas ion H yang berarti nitrifikasi dapat menyebabakan kemasaman tanah (Mansur,2005).
Nitrogen di dalam tanah secara umum dapat dibagi dalam dua bentuk yaitu organic dan anorganik. Bentuk organic merupakan bagian terbesar, bentuk anorganic  dapat berbentuk NH4,NO2-,NO3-,N2O, dan NO, sedangkan gas N2 hanya dapat dimanfaatkan oleh bakteri rhizobium. Tanaman menyerap nitrogen dalam bentuk NH4+ dan NO3-, ion ion ini dalam tanah berasal dari pupuk yang ditambahkan serta dari dekomposisi bahab organic (Sutejo,2002).


BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
     Praktikum ini dilaksanakan dari tanggal 20 April – 01 Juni 2013 jam 16.05 Wita sampai selesai, Di Laboratorium Kimia dan Biologi Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Mataram.
3.2. Alat dan Bahan Praktikum
   3.2.1. Alat
Adapun alat-alat praktikum yang digunakan pada praktikum pH tanah adalah timbangan analitik,botol kocok plastic (gelas piala) 50 ml,mesin pengocok,pH meter.Alat yang digunakan pada praktikum penetapan bahan organic adalah labu ukur 50 ml, pipet volume 10 ml, pipet volume 5 ml, botol semprot, alat titrasi,magnet pengocok, gelas ukur, Erlenmeyer.Alat yang digunakan pada praktikum penetapan fosfor tanah adalah timbangan analitik, botol kocok, tabung reaksi, pipet 2 ml dan 10 ml, corong, kertas saring, spektofometer.Alat yang digunakan pada praktikum penetapan nitrogen tanah adalah labu, lemari asam, labu destilasi, Erlenmeyer, alat pendingin.
    3.2.2. Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum pH tanah adalah sampel tanah Jenggik kering 5 gram,aquades.Bahan yang digunakan untuk praktikum bahan organic tanah adalah sampel tanah jenggik, aquades, K2Cr2O7 1N, H2SO4 pekat, H3PO4, indicator henylamine, FeSO4 IN.Bahan yang digunakan untuk praktikum penetapan fosfor tanah adalah sampel tanah jenggik 2,5 gr, pengekstrak Bray dan Kurt, HCL 5 N ,pereaksi fosfor pekat,pereaksi pewarna fosfor,standar induk 1000 ppm,deret standar PO4(0-20 ppm).Bahan yang digunakan untuk praktikum penetapan nitrogen tanah adalah sampel tanah jenggik,  H2SO4 pekat, campuran katalisator (K2SO4 + Cu SO4), batu didih, 50 ml aquadest, Na OH 40 %, minyak paraffin,larutan penitran.


3.3. Prosedur Kerja
   3.3.1. Penetapan Kemasaman (pH) Tanah.
1.      Ditimbang 5 gram sampel tanah Jenggik kering angin 2 mm.
2.      Dimasukkan kedalam botol kocok plastic (gelas piala) 50 ml.
3.      Ditambahkan 25 ml aquades dan tutup rapat botol tersebut.
4.      Dikocok dengan mesin pengocok selama 15 menit,setelah dikocok suspense tanah dibiarkan 10 menit.
5.      Disiapkan pH meter dan kalibrasi dengan larutan buffer pH 7.0 dan pH 4.0
6.      Diukur pH tanah dengan cara meletakkan electrode baku dalam supernatant (jangan sampai menyentuh endapan).
7.      Dicatat nilai pH satu angka dibelakang koma.
8.      Dibilas electrode dengan air suling dan keringkan dengan tissue dan siap digunakan untuk sampel lain.
 3.3.2. Penetapan Bahan Organik Tanah.
1.      Ditimbang  2 gram sampel tanah Jenggik kering angin 0.5 mm.
2.      Dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml.
3.      Ditambahkan 10 ml K2Cr2 O7 1N menggunakan pipet volume 10 ml.
4.      Ditambahkan 10 ml H2SO4 pekat dengan gelas ukur kemudian dikocok dengan gerakan mendatar dan memutar warna harus tetap merah jingga,campuran didiamkan ± 30 menit sampai larutan menjadi dingin.
5.      Ditambahkan 5 ml H3PO4 85% dan 1ml indicator dipenylamine,jadikan volume 100 ml dengan aquades menggunakan botol semprot.
6.      Dimasukkan kedalam Erlenmeyer 50 ml dan ditambahkan 15 ml aquades.
7.      Dititrasi  dengan FeSO4 1 N hingga warna menjadi kehijau- hijauan,kemudian dicatat volume titran Fe yang digunakan.
 


 3.3.3. Penetapan Fosfor (P) Tanah
1.      Ditimbang 2,5 gram sampel tanah Jenggik < 2 mm.
2.      Ditambah pengekstrak Bray dan Kurt sebanyak 25 ml, kemudian dikocok selama 5 menit.
3.      Disaring dan bila larutan keruh dikembalikan keatas saringan semula (proses penyaringan maksimum selama 5 menit).
4.      Dipipet 2 ml ekstrak jernih ke dalam tabung reaksi,contoh dan deret standar masing-masing ditambah pereaksi pewarna pospat sebanyak 10 ml.
5.      Dikocok dan didiamkan selama 30 menit.
6.      Diukur adsorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 693 nm,kemudian dicatat dan dihitung kandungan P tersedia pada tanah jenggik.
   3.3.4. Penetapan Nitrogen (N) Tanah
1.      Ditimbang sampel tanah Jenggik kering angin 1 gram dan dimasukkan ke dalam labu destruksi.
2.      Ditambahkan  6 ml H2SO4 pekat dan 1-2 sendok kecil campuran katalisator(K2SO4 +Cu SO4),kemudian dikocok supaya merata dan dipanaskan dengan hati-hati didalam lemari asam dan dibiarkan larutan dalam labu destruksi dingin.
3.      Ditambahkan aquades 50 ml dan dimasukkan larutan tersebut  ke dalam labu destilasi dengan cara dituangkan secara perlahan.
4.      Ditambahkan 3 butir batu didih dan beberapa tetes minyak parafin.
5.      Disiapkan Erlenmeyer 100 ml dan diisi dengan larutan penampung NH3 (10 ml H2SO4 0,1 N yang diberi  2 tetes indicator metil merah atau 20 ml H3BO3 1 % yang diberi 3 tetes indicator campuran)  Erlenmeyer tersebut diletakkan di bawah alat pendingin destilasi,ujung alat pendingin tersebut harus tercelup dibawah permukaan larutan asam.
6.      Ditambahkan dengan hati-hati 20 ml NaOH 40% ke dalam labu destilasi ,penambahan diusahakan melalui dinding labu.
7.      Dilakukan proses destilasi (suling),harus dijaga agar larutan dalam Erlenmeyer tetap berwarna merah,destilasi berlangsung sekitar 30 menit,dihitung sejak larutan mulai mendidih ,destilasi dihentikan kalau destilat sudah mencapai 10 ml(berwarna hijau) setelah destilasi selesai ,diambil Erlenmeyer sambil ujung alat pendingin dibilas dengan aquades.
8.      Ditirasi ,jika larutan penampungnya H2SO4 0,1 N,sedangkan jika larutan penampungnya H3BO3 1 % dititrasi dengan H2SO4 0,05 N,sampai warnanya berubah menjadi merah muda,kemudian dicatat.


  
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis sifat kimia tanah dari tanah Jenggik dapat dilihat pada tabel 1.
       Tabel 1.Hasil pengamatan kesuburan tanah pada tanah Jenggik
No
         Pengamatan
Hasil
Keterangan
1
Kemasaman (pH) Tanah
6.5
Netral
2
Bahan Organik Tanah
0.46 %
Sangat rendah
3
Penetapan Fospor (P) Tanah
16
Sangat tinggi
4
Penetapan Nitrogen(N) Tanah
0.04 %
Sangat rendah
            Sumber : Balai penelitian tanah Bogor (2005).
 
Dalam praktikum ini untuk mengetahui kesuburan tanah Jenggik dilakukan pengamatan terhadap kemasaman (pH) tanah, bahan organik tanah, fosfor (P) total tanah, dan nitrogen (N) tanah Jenggik. Dari hasil praktikum yang dilakukan Tanah Jenggik bisa dikatakan tanah yang tergolong cukup subur, karena tanah Jenggik memiliki pH yang  netral yaitu didapatkan pH tanah  rata-ratannya sebesar 6,5. Karena pada pH tanah yang netral sangat baik untuk pertumbuhan tanaman secara optimal, pada umumnya unsur hara mudah diserap oleh akar tanaman pada pH tanah netral 6-7, karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara mudah larut dalam air.
Sedangkan  bahan organik tanah Jenggik adalah 0,46% yang menunjukkan bahwa tanah jenggik memiliki (BO) yang sangat rendah, sehingga perlu penambahan (BO) tujuan dari penambahan (BO) tersebut dapat meningkatkan kemampuan tanah dalam menahan air,unsur hara dan sebagai sumber energi bagi mikroorganisme. Adapun yang mempengaruhi besar kecilnya bahan organik suatu tanah adalah pH, suhu, kelembaban, dan vegetasi.
Sedangkan Fosfor yang terdapat pada tanah Jenggik adalah 16 ppm yang menunjukkan bahwa tanah tersebut memiliki fosfor tersedia yang sangat tinggi sehingga kebutuhan tanaman akan fosfor dapat terpenuhi dan yang mempengaruhi fosfor tersedia di dalam tanah adalah pH tanah itu sendiri. Manfaat Fosfor bagi tanaman adalah sebagai pemacu pertumbuhan akar dan pembentukan sistem perakaran yang baik sehingga tanaman dapat mengambil unsur hara lebih banyak dan pertumbuhan tanaman menjadi sehat serta kuat, selain itu dapat menggiatkan pertumbuhan jaringan tanaman yang membentuk titik tumbuh tanaman.
Nitrogen total tanah jenggik adalah 0,04% hal ini menunjukkan bahwa nitrogen yang tersedia di dalam tanah jenggik sangat rendah. Dimana jika nitrogen tanah rendah maka kebutuhan tanaman akan nitrogen harus tercukupi dengan cara pemberian pupuk yang berimbang terhadap tanaman yang ditanam di tanah Jenggik agar tanaman tidak kekurangan unsur hara nitrogen. Karena unsur nitrogen merupakan salah satu unsur makro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang relatife jauh lebih banyak, nitrogen diserap tanaman sebagai NO3-  dan NH4+ kemudian dimasukkan kedalam semua asam amino, nitrogen juga merupakan unsur hara yang sangat sering membatasi hasil tanaman.




  

 

BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1.      Tanah Jenggik bisa dikatakan tanah yang tergolong cukup subur, karena tanah Jenggik memiliki pH yang  netral yaitu didapatkan pH tanah  rata-ratannya sebesar 6,5. Karena pada pH tanah yang netral sangat baik untuk pertumbuhan tanaman secara optimal.
2.      Bahan organik tanah Jenggik adalah 0,46% yang menunjukkan bahwa tanah jenggik memiliki (BO) yang sangat rendah, sehingga perlu penambahan (BO).
3.       Fosfor yang terdapat pada tanah Jenggik adalah 16 ppm yang menunjukkan bahwa tanah tersebut memiliki fosfor tersedia yang sangat tinggi sehingga kebutuhan tanaman akan fosfor dapat terpenuhi.
4.      Nitrogen total tanah jenggik adalah 0,04% hal ini menunjukkan bahwa nitrogen yang tersedia di dalam tanah jenggik sangat rendah, maka kebutuhan tanaman akan nitrogen harus tercukupi dengan cara pemberian pupuk yang berimbang.

5.2. Saran
1.      Bahan organik perlu ditambahkan karena tujuan dari penambahan (BO) tersebut dapat meningkatkan kemampuan tanah dalam menahan air, unsur hara dan sebagai sumber energi bagi mikroorganisme.
2.      Penggunaan pupuk kimia hendaknya mulai dikurangi, karena akan mempengaruhi komposisi unsur hara tanah, akibatnya akan menjadi racun bagi tumbuhan pada tanah itu sendiri karena hara tanah mulai tidak seimbang.








DAFTAR PUSTAKA
Arifin,Z.2011.Bahan Organik. http://cms.1m-bio.com/bahan-organik/.Diakses  
          pada tanggal 15/05/2013 pukul 21.05 Wita
Darmadi, 2010. Siklus fosfor di alam. http://dhamadharma.word press.com/2010/02/11/ siklus   -- -fosfor-di-alam.html. Diakses pada 22/05/2013 pukul 20.00 Wita
Foth, Hendry D.1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Edisi keenam.Erlangga.Jakarta.
Handayanto,E dan Hairiyah,K.2007. Biologi Tanah Landasan Pengelolaan Tanah
Hakim Nurhajati, dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas, Lampung.
Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah. Edisi Pertama. Medyatama Sarana Perkasa, Jakarta.
Harjadi, W. 1960. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Gramedia, Jakarta.
Kuswandi.  1993.  Pengapuran Tanah Pertanian.  Penerbit Kanisius.  Yogyakarta.
Ma’sum, Mansur.2005.Kesuburan Tanah Dan Pemupukan. Universitas mataram
Pujianto, s. 2008. Menjelajah dunia biologi. Solo. Tiga serangkai
Pairunan,dkk. 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negri Indonesia Timur, Makassar.
Poerwowidodo.  1991.  Genesa tanah, Proses Genesa, dan Morfologi.  Institut Pertanian Bogor.     --------Bogor.

Premono.Widyastuti,R. 1992. Pengaruh BPF terhadap Serapan Kation Unsur
           Mikro Tanaman Jagung pada Tanah Masam
.Bandung

Rahmawati,2011. Peranan fosfor terhadapproses fisiologi tanaman. http://dian-ayung-----------------------rahmawati.Blogspot.com/2011/11/peranan-fosfor-terhadap-peroses-fisiologi -------------------------tanaman.html.Diakses pada tanggal 22/05/2013 pukul 20.30 Wita
Sutanto, Rachman . 2005 . Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep Kenyataan . Kanisius. Yogyakarta.
Sutejo, mulyani. 2002. Pupuk dan cara pemupukan.PT Rineka cipta Jakarta. Jakarta
Suryani,A.1996.Bahan Organik Tanah. http://www.damandiri.or.id/file/anisuryaniipbbab2.pdf.  ----------Diakses pada tanggal 15/05/2013 pukul 20.00 Wita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar