LAPORAN PRAKTIKUM
KESUBURAN TANAH
Oleh
SADAM HUSEN
C1M 011 136
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2013
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui
Koordinator
Praktikum
Kesuburan Tanah
Dr.Ir.I.GM.KUSNARTA,M.App.Sc
NIP.19610527
198703 1 001
Asisten Praktikum
Praktikan
Kesuburan Tanah
SAFPRADA RIZMA H.A, SP
SADAM HUSEN
NIM.C1M 011 136
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah SWT.Yang telah memberikan nikmat kesehatan sehingga saya bisa
menyelesaikan laporan tetap ini dan
mensyukuri segala yang telah diberikan oleh-Nya.Sholawat dan salam semoga
selalu tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa cahaya kepada
kita umat manusia sehingga sampai sekarang kita masih merasakan cahaya
tersebut.
Dalam
menyelesaikan laporan tetap ini,tentu banyak kesulitan yang dihadapi itu semua
hanya sebuah proses,proses dimana kita belajar untuk menjadi lebih sabar,bertanggung
jawab, lebih menghargai waktu,bekerja keras ,sehingga menjadi manusia yang
lebih baik.
Akhirnya,saya
ucapkan banyak terimakasih kepada pihak
yang telah membantu saya dalam menyelesaikan laporan ini,dan harapan saya
mudah-mudahan laporan ini bisa bermanfaat dan digunakan sebagaimana mestinya.
Mataram,
21 Juni 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN
JUDUL………..........................................................................i
HALAMAN
PENGESAHAN........................................................................ ii
KATA
PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR
ISI................................................................................................... iv
DAFTAR
TABEL.............................................................................................v
BAB I.
PENDAHULUAN................................................................................1
1.1.Latar Belakang...................................................................................1
1.2.Tujuan Praktikum............................................................................ 1
BAB
II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................2
2.1.Penetapan pH Tanah........................................................................... 3
2.2.Penetapan Bahan Organik Tanah.........................................................3
2.3.Penetapan Unsure Hara P.................................................................... 4
2.4.Penetapan Unsure Hara N Total...........................................................6
BAB III.METODOLOGI
PRAKTIKUM............................................................8
3.1.Waktu Dan Tempat............................................................................... 8
3.2.Alat Dan Bahan.....................................................................................8
3.3.Prosedur Kerja.......................................................................................9
BAB
IV..HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................12
BAB
V.PENUTUP...............................................................................................14
5.1.Kesimpulan.......................................................................................... 14
5.2.Saran......................................................................................................14
DAFTAR
PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel
|
Teks
|
Halaman
|
1.Hasil pengamatan kesuburan tanah pada
tanah jenggik………….12
BAB
I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Kesuburan
tanah adalah Suatu keadaan tanah dimana tata air, udara dan unsur hara dalam
keadaan cukup seimbang dan tersedia sesuai kebutuhan tanaman, baik fisik, kimia
dan biologi tanah.Serta kondisi suatu tanah yg mampu menyediakan unsur hara
essensial untuk tanaman tanpa efek racun dari hara yang ada. Menurut Brady,
kesuburan tanah adalah kemampuan tanah untuk menyediakan unsur hara essensial
dalam jumlah dan proporsi yang seimbang untuk pertumbuhan.
Tanah
yang subur adalah tanah yang mempunyai profil yang dalam (kedalaman yang sangat
dalam) melebihi 150 cm, strukturnya gembur remah, pH 6-6,5, mempunyai aktivitas
jasad renik yang tinggi (maksimum). Kandungan unsur haranya yang tersedia bagi
tanaman adalah cukup dan tidak terdapat pembatas-pembatas tanah untuk pertumbuhan
tanaman.Tanah memiliki kesuburan yang berbeda-beda tergantung sejumlah faktor
pembentuk tanah yang merajai di lokasi tersebut, yaitu: bahan induk, iklim,
relief, organisme, atau waktu. Tanah merupakan fokus utama dalam pembahasan
ilmu kesuburan tanah, sedangkan kinerja tanaman merupakan indikator utama mutu
kesuburan tanah.
Kesuburan
tanah merupakan mutu tanah untuk bercocok tanam, yang ditentukan oleh interaksi
sejumlah sifat fisika, kimia dan biologi bagian tubuh tanah yang menjadi
habitat akar-akar aktif tanaman. Ada akar yang berfungsi menyerap air dan
larutan hara, dan ada yang berfungsi sebagai penjangkar tanaman. Kesuburan
habitat akar dapat bersifat hakiki dari bagian tubuh tanah yang bersangkutan,atau
diimbas (induced) oleh keadaan bagian
lain tubuh tanah dan/atau diciptakan oleh pengaruh anasir lain dari lahan,
yaitu bentuk muka lahan, iklim dan musim. Karena bukan sifat melainkan mutu
maka kesuburan tanah tidak dapat diukur atau diamati, akan tetapi hanya dapat
ditaksir (assessed).
1.2.Tujuan Praktikum
Adapun
tujuan dari praktikum kesuburan tanah ini adalah untuk mengetahui pH tanah,
bahan organik, P (Fospor) dan N (Nitrogen) pada tanah Jenggik.
BAB II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Kemasaman (pH) Tanah
Reaksi tanah merupakan salah satu sifat kimia dari tanah yang mencakup
berbagai unsur-unsur dan senyawa-senyawa kimia yang lengkap. Reaksi tanah
menunjukkan tentang keadaan atau status kimia tanah dimana status kimia tanah
merupakan suatu faktor yang mempengaruhi proses-proses biologis seperti pada
pertumbuhan tanaman. Reaksi atau pH yang ekstrim berarti menunjukkan keadaan
kimia tanah yang dapat disebutkan proses biologis terganggu (Pairunan,dkk, 1985).
Larutan tanah adalah air tanah yang mengandung ion-ion terlarut yang
merupakan hara bagi tanaman. Konsentrasi ion-ion terlalu sangat beragam
dan tergantung pada jumlah ion yang terlarut dan jumlah bahan pelarut.
Pada musim kemarau atau kering dimana air banyak yang menguap, maka konsentrasi
garam akan berubah drastis yang akan mempengaruhi pertumbuhan dari suatu
tanaman (Hakim,dkk, 1986).
Nilai pH tanah dipengaruhi oleh sifat misel dan macam katron yang komplit
antara lain kejenuhan basa, sifat misel dan macam kation yang terserap.
Semakin kecil kejenuhan basa, maka semakin masam tanah tersebut dan pH nya
semakin rendah. Sifat misel yang berbeda dalam mendisosiasikan ion H beda
walau kejenuhan basanya sama dengan koloid yang mengandung Na lebih tinggi
mempunyai pH yang lebih tinggi pula pada kejenuhan basa yang sama (Pairunan,dkk,
1985).
Reaksi tanah secara umum dinyatakan dengan pH tanah.
Kemasaman tanah bersumber dari asam organik dan anorganik serta H+
dan Al3+ dapat tukar pada misel tanah. Sedangkan tanah alkalis dapat
bersumber dari hasil hidroksil dari ion dapat tukar atau garam-garam alkalis
seperti : Belerang dan sebagainya (Hakim dkk, 1986).
pH tanah adalah logaritma dari konsentrasi ion H+
di dalam tanah, hal ini dapat dilihat pada persamaan berikut: pH = - log (H+).
Dilihat dari pHnya lebih besar dari tanah mempunyai tiga sifat yaitu bersifat
basa jika pHnya lebih besar dari 7 dan bersifat netral apabila pHnya antara 6-7
serta jika tanah memiliki pH di bawah 7 maka tanah akan dikatakan bersifat asam. Larutan mempunyai pH 7 disebut netral, lebih kecil dari 7 disebut masam,
dan lebih besar dari 7 disebut alkalis. Reaksi tanah ini sangat menunjukkan
tentang keadaan atau status kimia tanah. Status kimia tanah mempengaruhi
proses-proses biologik. pH tanah sangat
berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Pengaruh langsung berupa ion hidrogen sedangkan pengaruh
tidak langsung yaitu tersedianya unsur-unsur hara tertentu dan adanya unsur
beracun. Kisaran pH tanah mineral biasanya antara 3,5–10 atau lebih. Sebaliknya
untuk tanah gembur, pH tanah dapat kurang dari 3,0. Alkalis dapat menunjukkan
pH lebih dari 3,6. Kebanyakan pH tanah toleran pada yang ekstrim rendah
atau tinggi, asalkan tanah mempunyai persediaan hara yang cukup bagi
pertumbuhan suatu tanaman (Pairunan, dkk, 1997).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah unsur-unsur yang terkandung
dalam tanah, konsentrasi ion H+ dan ion OH-,
mineral tanah, air hujan dan bahan induk, bahwa bahan induk tanah mempunyai pH
yang bervariasi sesuai dengan mineral penyusunnya dan asam nitrit yang secara
alami merupakan komponen renik dari air hujan juga merupakan faktor yang mempengaruhi
pH tanah.Selain itu bahan
organik dan tekstur. Bahan organik mempengaruhi besar kecilnya daya serap tanah
akan air. Semakin banyak air dalam tanah maka semakin banyak reaksi pelepasan
ion H+ sehingga tanah menjadi masam. Tekstur tanah liat mempunyai
koloid tanah yang dapat yang dapat melakukan kapasitas tukar kation yang
tinggi. tanah yang banyak mengandung kation dapat berdisiosiasi menimbulkan
reaksi masam.Sistem tanah
yang dirajai oleh ion-ion H+ akan bersuasana asam. Penyebab keasaman
tanah adalah ion H+ dan Al3+ yang berada dalam larutan
tanah dan komplek jerapan. Bila pH sama
dengan 7 menunjukkan keadaan netral, pH kurang dari 7 itu menunjukkan keadaan
asam, dan pH lebih dari 7 menunjukkan keadaan alkalis (Poerwowidodo,1991).
2.2. Bahan
Organik Tanah
Bahan organik adalah bagian dari
tanah yang merupakan suatu sistem kompleks dan dinamis, yang bersumber dari
sisa tanaman dan atau binatang yang terdapat di dalam tanah yang terus menerus
mengalami perubahan bentuk, karena dipengaruhi oleh faktor biologi, fisika, dan
kimia. Bahan organik tanah adalah semua jenis senyawa organik yang terdapat di
dalam tanah, termasuk serasah, fraksi bahan organik ringan, biomassa
mikroorganisme, bahan organik terlarut di dalam air, dan bahan organik yang
stabil atau humus. Bahan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan
kesuburan tanah, baik secara fisik, kimia, maupun secara biologi. Bahan organik
tanah merupakan campuran antara polisakarida lignin, protein, dan bahan organik
lainnya yang berasal dari batuan dan mineral (Arifin,2011).
Di dalam tanah, bahan organik
selalu mengalami perombakan sebagai aktivitas dari mikroba
tanah. Proses ini dapat menghasilkan unsur-unsur yang dibutuhkan
tanaman serta senyawa lainnya yang semuanya itu dapat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman. Adapun metode penetapan bahan organik tanah ada
tiga cara, yaitu metode langsung (berdasarkan hilangnya berat), metode tidak
langsung, dan metode yang didasarkan pada proses reduksi oleh bahan
organik. Adapun sumber-sumber bahan organik terdiri atas sumber primer dan
sumber sekunder. Sumber primer diperoleh dari jaringan tanaman berupa
akar, batang, ranting, daun, bunga, dan buah. Jaringan ini akan mengalami
dekomposisi dan akan terangkut ke lapisan bawah serta diinkorporasi dengan
tanah.Sumber sekunder diperoleh dari binatang (Suryani,1996).
Kandungan organik tanah biasanya
diukur berdasarkan kandungan C-organik kandungan karbon (C) bahan organik
bervariasi antara 45%-60% dan konversi C-organik menjadi bahan = % C-organik x
1,724. Kandungan bahan organik dipengaruhi oleh arus akumulasi bahan asli dan
arus dekomposisi dan humifikasi yang sangat tergantung kondisi lingkungan
(vegetasi, iklim, batuan, timbunan, dan praktik pertanian).Arus dekomposisi
jauh lebih penting dari pada jumlah bahan organik yang ditambahkan. Pengukuran
kandung bahan organik tanah dengan metode walkey and black ditentukan
berdasarkan kandungan C-organik (Foth,1994).
Bahan organik tanah terbentuk dari
jasad hidup tanah yang terdiri atas flora dan fauna, perakaran tanaman yang
hidup dan yang mati, yang terdekomposisi dan mengalami modifikasi serta hasil
sintesis baru yang berasal dari tanaman dan hewan. Humus
merupakan bahan organik tanah yang sudah mengalami prubahan bentuk
dan bercampur dengan mineral tanah (Sutanto,2005).
2.3. Fospor (P)
Fosfor
(P) merupakan unsure hara yang diperlukan dalam jumlah banyak (hara makro).
Jumlah fosfor dalam tanaman lebih kecil disbanding dengan nitrogen dan kalium.
Unsur fosfor merupakan komponen tiap sel hidup dan cendrung terkonsentrasi dalm
biji dan titik tumbuh tanaman. Unsur p dalam fosfhat adalah (fosfor) sangat
berguna bagi tumbuhan untuk merangsang pertumbuhan akar, mempercepat
pembungaan, dan pemasakan biji dan buah (Darmadi, 2010). Unsur hara fosfor
memegang peranan penting di dalam proses-proses fisiologi tanaman. Seperti di
dalam reaksi-reaksi enzim, hidrat arang, dan pemindahan energy. Unsur fosfat
terdapat pada semua jaringan hidup tanaman, terutama sekali pada jaringan muda
yang masih melakukan pembelahan sel di dalam bunga dan biji (Mansur,2005).
Kebanyakn
fosfor diserap dalam bentuk ion anorganik arthofosfat jumlahnya tergantung PH
larutan. Pada PH 7,2 jumlahnya setara
,anorganik arthofosfat lebih banayak jika kondisi tanah alkalin. Akar juga
banyak menyerap beberapa fosfat organic seperti asam nukleat, fitin
(Pujianto,2008). Kandungan P dalam bahan organuk tanah 1% P organic melepaskan
fosfat anorganic yang tersedia bagi tanaman. Enzim fosfat yang dihasilkan oleh
berbagai mikroba melepas ion orthofosfat, P organic dalam tanah hamper 50%
berupa fosfat inositol, lemak fosfat dan asam nukleat sekitar 10%, hamper 50% P
organic belum dikenal dengan baik. Fosfat insitol merupakan rangkaian ester
fosfat, instol hexofhosfat memiliki 6 gugus fosfat dan merupakan hasil
aktivitas mikrobasisa perombakan (Rahmawati,2011).
Fungsi
dari unsure fosfat dalam tanaman yaitu untuk membentuk bunga dan buah, bahan
pembentuk inti sel, dan dinding sel, mendorong pertumbuhan akar muda, dan
pemasakan biji pembentukan klorofil,penting untuk enzim-enzim pernapasan
pembentukan klorofil, penting dalam cadangan makanan dan transfer energy,
komponen asam nukleat (DNA dan RNA), mengatur energy hasil metabolism dalam
tanah (Foth,1994).
Penetapan P
tersedia bagi tanaman telah banyak dilakukan.
Tetapi belum ada penetapan yang dianjurkan karena untuk penetapan
tersedia sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain sifat tanah,
fasilitas yang dimiliki, dan tenaga.Penetapan P tanah mempuntai dua tahapan,
yaitu persiapan larutan ekstraksi P dan pengujian kandungan P dalam larutan. Pemilihan metode ini tergantung pada
konsentrasi P dalam larutan, kandungan, dan konsentrasi pencampuran zat-zat
dalam larutan, dan khususnya asam digunakan dalam pengujian analitik (Kuswandi,1993).
Fospor merupakan unsur hara
esensial makro yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Tanaman memperoleh
unsur P seluruhnya berasal dari tanah atau dari pemupukan serta hasil
dekomposisi dan mineralisasi bahan organik. Jumlah P total dalam tanah cukup
banyak, namun yang tersedia bagi tanaman jumlahnya rendah hanya 0,01 – 0,2
mg/kg tanah (Handayanto-dan-Hairiyah,2007).
Fospor yang diserap tanaman tidak direduksi, melainkan berada di dalam senyawa organik dan organik dalam bentuk teroksidasi. Fospor organik banyak terdapat di dalam cairan sel sebagai komponen sistim penyangga tanaman. Dalam bentuk anorganik, P terdapat sebagai fosfolipid yang merupakan komponen membran sitoplasma dan kloroplas. Fitin merupakan simpanan fospat dalam biji, gula fospat merupakan senyawa antara dalam berbagai proses metabolisme tanaman. Nukleoprotein merupakan komponen utama DNA dan RNA inti sel. ATP, ADP dan AMP merupakan senyawa berenergi tinggi untuk metabolism-(Premono,2002).
Fospor yang diserap tanaman tidak direduksi, melainkan berada di dalam senyawa organik dan organik dalam bentuk teroksidasi. Fospor organik banyak terdapat di dalam cairan sel sebagai komponen sistim penyangga tanaman. Dalam bentuk anorganik, P terdapat sebagai fosfolipid yang merupakan komponen membran sitoplasma dan kloroplas. Fitin merupakan simpanan fospat dalam biji, gula fospat merupakan senyawa antara dalam berbagai proses metabolisme tanaman. Nukleoprotein merupakan komponen utama DNA dan RNA inti sel. ATP, ADP dan AMP merupakan senyawa berenergi tinggi untuk metabolism-(Premono,2002).
2.4. Nitrogen (N)
Nitrogen
(N) merupakan salah satu unsur hara utama dalam tanah yang sangat berperan dalam
merangsang pertumbuhan dan memberi warna hijau pada daun. Kekurangan nitrogen
dalam tanah menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman terganggu dan
hasil tanaman menurun karena pembentukan klorofil yang sangat penting untuk
proses fotosintetis terganggu. Namun, bila jumlahnya terlalu banyak akan
menghambat pembungaan dan pembuahan tanaman (Hakim 1986).
Secara
garis besar, nitrogen dalam tanah dibagi menjadi dua bentuk, yaitu N-organik
dan N-anorganik. Bentuk Norganik meliputi asam amino atau protein, asam amino
bebas, gula amino, dan bentuk kompleks lainnya, sedangkan bentuk N-anorganik
meliputi NH4 +, NO2 -, NO3 -, N2O, NO, dan N2-.N-organik keberadaannya lebih
banyak dibandingkan dengan N-anorganik. Untuk dapat diserap oleh tanaman,
Norganik harus diubah atau didekomposisi menjadi Nanorganik (Hardjowigeno 1987;
Tisdale et al. 1990).
Sumber
utama nitrogen untuk tanaman adalah gas nitrogen bebas di udara yang menempati
78% dari volume atmosfir. Dalam bentuk unsur, nitrogen tidak dapat digunakan
oleh tanaman, sedangkan dalam bentuk gas, agar dapat digunakan oleh tanaman
harus diubah terlebih dahulu menjadi bentuk nitrat atau amonium. Nitrogen
merupakan unsur hara tanah yang banyak mendapat perhatian karena jumlah
nitrogen yang terdapat di dalam tanah sedikit, sedangkan yang diserap tanaman
setiap musim cukup banyak. Pengaruh nitrogen terhadap pertumbuhan tanaman
sangat jelas dan cepat. Oleh karena itu, unsur ini harus diawetkan dan
diefisienkan penggunaannya (Harjadi,1960).
Nitrogen tersedia dalam tanah dalam
bentuk ion, ion ini merupakan hasil proses transpornasi N-organik dan N- dari
pupuk buatan. Transformasi N berlangsung melalui 3 tahap yaitu: (1) aminisasi,
(2) amonifikasi, (3) nitrifikasi. Dari ketiga proses tersebut nitrifikasi
merupakan proses yang palaing penting. Nitrifikasi hanya berlangung di dalam
tanah yang beraerasi baik dan dalam nitrifikasi ini akan dilepas ion H yang
berarti nitrifikasi dapat menyebabakan kemasaman tanah (Mansur,2005).
Nitrogen di dalam tanah secara umum
dapat dibagi dalam dua bentuk yaitu organic dan anorganik. Bentuk organic
merupakan bagian terbesar, bentuk anorganic
dapat berbentuk NH4,NO2-,NO3-,N2O, dan NO, sedangkan gas N2 hanya dapat
dimanfaatkan oleh bakteri rhizobium. Tanaman menyerap nitrogen dalam bentuk NH4+
dan NO3-, ion ion ini dalam tanah berasal dari pupuk yang ditambahkan serta
dari dekomposisi bahab organic (Sutejo,2002).
BAB
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum
Praktikum
ini dilaksanakan dari tanggal 20 April – 01 Juni 2013 jam 16.05 Wita sampai
selesai, Di Laboratorium Kimia dan Biologi Tanah Fakultas Pertanian,
Universitas Mataram.
3.2.
Alat dan Bahan Praktikum
3.2.1.
Alat
Adapun alat-alat praktikum yang
digunakan pada praktikum pH tanah adalah timbangan analitik,botol kocok plastic
(gelas piala) 50 ml,mesin pengocok,pH meter.Alat yang digunakan pada praktikum
penetapan bahan organic adalah labu ukur 50 ml, pipet volume 10 ml, pipet
volume 5 ml, botol semprot, alat titrasi,magnet pengocok, gelas ukur,
Erlenmeyer.Alat yang digunakan pada praktikum penetapan fosfor tanah adalah
timbangan analitik, botol kocok, tabung reaksi, pipet 2 ml dan 10 ml, corong,
kertas saring, spektofometer.Alat yang digunakan pada praktikum penetapan
nitrogen tanah adalah labu, lemari asam, labu destilasi, Erlenmeyer, alat
pendingin.
3.2.2.
Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan
pada praktikum pH tanah adalah sampel tanah Jenggik kering 5 gram,aquades.Bahan
yang digunakan untuk praktikum bahan organic tanah adalah sampel tanah jenggik,
aquades, K2Cr2O7 1N, H2SO4 pekat, H3PO4,
indicator henylamine, FeSO4 IN.Bahan yang digunakan untuk praktikum
penetapan fosfor tanah adalah sampel tanah jenggik 2,5 gr, pengekstrak Bray dan
Kurt, HCL 5 N ,pereaksi fosfor pekat,pereaksi pewarna fosfor,standar induk 1000
ppm,deret standar PO4(0-20 ppm).Bahan yang digunakan untuk praktikum
penetapan nitrogen tanah adalah sampel tanah jenggik, H2SO4 pekat, campuran katalisator
(K2SO4 + Cu SO4), batu didih, 50 ml aquadest,
Na OH 40 %, minyak paraffin,larutan penitran.
3.3.
Prosedur Kerja
3.3.1. Penetapan
Kemasaman (pH) Tanah.
1. Ditimbang
5 gram sampel tanah Jenggik kering angin 2 mm.
2. Dimasukkan
kedalam botol kocok plastic (gelas piala) 50 ml.
3. Ditambahkan
25 ml aquades dan tutup rapat botol tersebut.
4. Dikocok
dengan mesin pengocok selama 15 menit,setelah dikocok suspense tanah dibiarkan
10 menit.
5. Disiapkan
pH meter dan kalibrasi dengan larutan buffer pH 7.0 dan pH 4.0
6. Diukur
pH tanah dengan cara meletakkan electrode baku dalam supernatant (jangan sampai
menyentuh endapan).
7. Dicatat
nilai pH satu angka dibelakang koma.
8. Dibilas
electrode dengan air suling dan keringkan dengan tissue dan siap digunakan
untuk sampel lain.
3.3.2. Penetapan
Bahan Organik Tanah.
1. Ditimbang 2 gram sampel tanah Jenggik kering angin 0.5
mm.
2. Dimasukkan
kedalam labu ukur 100 ml.
3. Ditambahkan
10 ml K2Cr2 O7 1N menggunakan pipet volume 10
ml.
4. Ditambahkan
10 ml H2SO4 pekat dengan gelas ukur kemudian dikocok
dengan gerakan mendatar dan memutar warna harus tetap merah jingga,campuran
didiamkan ± 30 menit sampai larutan menjadi dingin.
5. Ditambahkan
5 ml H3PO4 85% dan 1ml indicator dipenylamine,jadikan
volume 100 ml dengan aquades menggunakan botol semprot.
6. Dimasukkan
kedalam Erlenmeyer 50 ml dan ditambahkan 15 ml aquades.
7. Dititrasi
dengan FeSO4 1 N hingga warna
menjadi kehijau- hijauan,kemudian dicatat volume titran Fe yang digunakan.
3.3.3. Penetapan Fosfor (P) Tanah
1.
Ditimbang 2,5 gram
sampel tanah Jenggik < 2 mm.
2.
Ditambah pengekstrak
Bray dan Kurt sebanyak 25 ml, kemudian dikocok selama 5 menit.
3.
Disaring dan bila
larutan keruh dikembalikan keatas saringan semula (proses penyaringan maksimum
selama 5 menit).
4.
Dipipet 2 ml ekstrak
jernih ke dalam tabung reaksi,contoh dan deret standar masing-masing ditambah
pereaksi pewarna pospat sebanyak 10 ml.
5.
Dikocok dan didiamkan
selama 30 menit.
6.
Diukur adsorbansinya
dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 693 nm,kemudian dicatat dan
dihitung kandungan P tersedia pada tanah jenggik.
3.3.4.
Penetapan Nitrogen (N) Tanah
1.
Ditimbang sampel tanah Jenggik
kering angin 1 gram dan dimasukkan ke dalam labu destruksi.
2.
Ditambahkan 6 ml H2SO4 pekat dan 1-2
sendok kecil campuran katalisator(K2SO4 +Cu SO4),kemudian
dikocok supaya merata dan dipanaskan dengan hati-hati didalam lemari asam dan
dibiarkan larutan dalam labu destruksi dingin.
3.
Ditambahkan aquades 50
ml dan dimasukkan larutan tersebut ke
dalam labu destilasi dengan cara dituangkan secara perlahan.
4.
Ditambahkan 3 butir batu
didih dan beberapa tetes minyak parafin.
5.
Disiapkan Erlenmeyer
100 ml dan diisi dengan larutan penampung NH3 (10 ml H2SO4
0,1 N yang diberi 2 tetes indicator metil
merah atau 20 ml H3BO3 1 % yang diberi 3 tetes indicator
campuran) Erlenmeyer tersebut diletakkan
di bawah alat pendingin destilasi,ujung alat pendingin tersebut harus tercelup
dibawah permukaan larutan asam.
6.
Ditambahkan dengan
hati-hati 20 ml NaOH 40% ke dalam labu destilasi ,penambahan diusahakan melalui
dinding labu.
7.
Dilakukan proses
destilasi (suling),harus dijaga agar larutan dalam Erlenmeyer tetap berwarna
merah,destilasi berlangsung sekitar 30 menit,dihitung sejak larutan mulai
mendidih ,destilasi dihentikan kalau destilat sudah mencapai 10 ml(berwarna
hijau) setelah destilasi selesai ,diambil Erlenmeyer sambil ujung alat
pendingin dibilas dengan aquades.
8.
Ditirasi ,jika larutan
penampungnya H2SO4 0,1 N,sedangkan jika larutan
penampungnya H3BO3 1 % dititrasi dengan H2SO4
0,05 N,sampai warnanya berubah menjadi merah muda,kemudian dicatat.
BAB
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis sifat kimia tanah dari tanah Jenggik dapat
dilihat pada tabel 1.
Tabel 1.Hasil pengamatan kesuburan tanah
pada tanah Jenggik
No
|
Pengamatan
|
Hasil
|
Keterangan
|
1
|
Kemasaman
(pH) Tanah
|
6.5
|
Netral
|
2
|
Bahan
Organik Tanah
|
0.46 %
|
Sangat rendah
|
3
|
Penetapan
Fospor (P) Tanah
|
16
|
Sangat tinggi
|
4
|
Penetapan
Nitrogen(N) Tanah
|
0.04 %
|
Sangat rendah
|
Sumber
: Balai penelitian tanah Bogor (2005).
Dalam praktikum ini untuk mengetahui kesuburan tanah
Jenggik dilakukan pengamatan terhadap kemasaman (pH) tanah, bahan organik
tanah, fosfor (P) total tanah, dan nitrogen (N) tanah Jenggik. Dari hasil
praktikum yang dilakukan Tanah Jenggik bisa dikatakan tanah yang tergolong
cukup subur, karena tanah Jenggik memiliki pH yang netral yaitu didapatkan pH tanah rata-ratannya sebesar 6,5. Karena pada pH tanah
yang netral sangat baik untuk pertumbuhan tanaman secara optimal, pada umumnya
unsur hara mudah diserap oleh akar tanaman pada pH tanah netral 6-7, karena
pada pH tersebut sebagian besar unsur hara mudah larut dalam air.
Sedangkan bahan organik tanah Jenggik adalah 0,46% yang
menunjukkan bahwa tanah jenggik memiliki (BO) yang sangat rendah, sehingga
perlu penambahan (BO) tujuan dari penambahan (BO) tersebut dapat meningkatkan
kemampuan tanah dalam menahan air,unsur hara dan sebagai sumber energi bagi
mikroorganisme. Adapun yang mempengaruhi besar kecilnya bahan organik suatu
tanah adalah pH, suhu, kelembaban, dan vegetasi.
Sedangkan Fosfor yang terdapat pada tanah Jenggik
adalah 16 ppm yang menunjukkan bahwa tanah tersebut memiliki fosfor tersedia
yang sangat tinggi sehingga kebutuhan tanaman akan fosfor dapat terpenuhi dan
yang mempengaruhi fosfor tersedia di dalam tanah adalah pH tanah itu sendiri. Manfaat
Fosfor bagi tanaman adalah sebagai pemacu pertumbuhan akar dan pembentukan sistem
perakaran yang baik sehingga tanaman dapat mengambil unsur hara lebih banyak
dan pertumbuhan tanaman menjadi sehat serta kuat, selain itu dapat menggiatkan
pertumbuhan jaringan tanaman yang membentuk titik tumbuh tanaman.
Nitrogen total tanah jenggik adalah 0,04% hal ini
menunjukkan bahwa nitrogen yang tersedia di dalam tanah jenggik sangat rendah.
Dimana jika nitrogen tanah rendah maka kebutuhan tanaman akan nitrogen harus
tercukupi dengan cara pemberian pupuk yang berimbang terhadap tanaman yang
ditanam di tanah Jenggik agar tanaman tidak kekurangan unsur hara nitrogen.
Karena unsur nitrogen merupakan salah satu unsur makro yang dibutuhkan tanaman
dalam jumlah yang relatife jauh lebih banyak, nitrogen diserap tanaman sebagai
NO3- dan NH4+
kemudian dimasukkan kedalam semua asam amino, nitrogen juga merupakan unsur
hara yang sangat sering membatasi hasil tanaman.
BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Tanah
Jenggik bisa dikatakan tanah yang tergolong cukup subur, karena tanah Jenggik
memiliki pH yang netral yaitu didapatkan
pH tanah rata-ratannya sebesar 6,5.
Karena pada pH tanah yang netral sangat baik untuk pertumbuhan tanaman secara
optimal.
2. Bahan
organik tanah Jenggik adalah 0,46% yang menunjukkan bahwa tanah jenggik
memiliki (BO) yang sangat rendah, sehingga perlu penambahan (BO).
3. Fosfor yang terdapat
pada tanah Jenggik adalah 16 ppm yang menunjukkan bahwa tanah tersebut memiliki
fosfor tersedia yang sangat tinggi sehingga kebutuhan tanaman akan fosfor dapat
terpenuhi.
4. Nitrogen
total tanah jenggik adalah 0,04% hal ini menunjukkan bahwa nitrogen yang
tersedia di dalam tanah jenggik sangat rendah, maka kebutuhan tanaman akan
nitrogen harus tercukupi dengan cara pemberian pupuk yang berimbang.
5.2. Saran
1. Bahan
organik perlu ditambahkan karena tujuan dari penambahan (BO) tersebut dapat
meningkatkan kemampuan tanah dalam menahan air, unsur hara dan sebagai sumber
energi bagi mikroorganisme.
2. Penggunaan pupuk kimia hendaknya
mulai dikurangi, karena akan mempengaruhi komposisi unsur hara tanah, akibatnya
akan menjadi racun bagi tumbuhan pada tanah itu sendiri karena hara tanah mulai
tidak seimbang.
DAFTAR
PUSTAKA
Arifin,Z.2011.Bahan
Organik. http://cms.1m-bio.com/bahan-organik/.Diakses
pada tanggal 15/05/2013 pukul 21.05 Wita
Darmadi, 2010. Siklus fosfor di alam.
http://dhamadharma.word press.com/2010/02/11/ siklus -- -fosfor-di-alam.html.
Diakses pada 22/05/2013 pukul 20.00 Wita
Foth, Hendry D.1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Edisi keenam.Erlangga.Jakarta.
Handayanto,E dan Hairiyah,K.2007. Biologi Tanah Landasan Pengelolaan Tanah
Handayanto,E dan Hairiyah,K.2007. Biologi Tanah Landasan Pengelolaan Tanah
Hakim
Nurhajati, dkk.
1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas, Lampung.
Hardjowigeno,
S. 1987. Ilmu Tanah. Edisi Pertama.
Medyatama Sarana Perkasa, Jakarta.
Harjadi,
W. 1960. Ilmu Kimia Analitik Dasar.
Gramedia, Jakarta.
Kuswandi. 1993. Pengapuran Tanah Pertanian. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Ma’sum, Mansur.2005.Kesuburan Tanah Dan Pemupukan.
Universitas mataram
Pujianto, s. 2008. Menjelajah dunia biologi. Solo.
Tiga serangkai
Pairunan,dkk. 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negri Indonesia Timur, Makassar.
Poerwowidodo.
1991. Genesa tanah, Proses
Genesa, dan Morfologi. Institut
Pertanian Bogor. --------Bogor.
Premono.Widyastuti,R. 1992. Pengaruh BPF terhadap Serapan Kation Unsur
Mikro Tanaman Jagung pada Tanah Masam.Bandung
Mikro Tanaman Jagung pada Tanah Masam.Bandung
Rahmawati,2011.
Peranan fosfor terhadapproses
fisiologi tanaman. http://dian-ayung-----------------------rahmawati.Blogspot.com/2011/11/peranan-fosfor-terhadap-peroses-fisiologi
-------------------------tanaman.html.Diakses pada tanggal
22/05/2013 pukul 20.30 Wita
Sutanto,
Rachman . 2005 . Dasar-Dasar
Ilmu Tanah Konsep Kenyataan . Kanisius. Yogyakarta.
Sutejo,
mulyani. 2002. Pupuk dan cara
pemupukan.PT Rineka cipta Jakarta. Jakarta
Suryani,A.1996.Bahan Organik Tanah. http://www.damandiri.or.id/file/anisuryaniipbbab2.pdf.
----------Diakses pada tanggal 15/05/2013 pukul 20.00 Wita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar